Translate

Asal kejadian jurnal@blog ini...

Asal kejadian isipati jurnal@blog ini adalah dari http://idanradzi.easyjournal.com tetapi nak jadi ceritera server sana asyik terhalang untuk diakses. Kini 2012 telah padam server Easyjournal ini.

Aku hanya sempat memindahkan sedikit sahaja data ke situs cermin ini. Alahai sedih amat.

Situs ini lebih kepada keterbukaan dalam soal Politik, usah dilabelkan situs haluan kiri atau pro parti mana pun. Pemilik asalnya adalah seorang Penyair nan lebih suka mendalami jiwa rakyat marhaen.

Bantu

Sabtu, 15 Julai 2000

Memahami Jasmani ( Agama )


Jasmani diciptakan Allahur Rabbul ‘Alamin untuk menjadi busana ruh didalam proses mengarungi kehidupan alam nyata ini. Karena itu kejadiannya-pun berkaitan erat dengan piranti kehidupan dunia. Sedangkan segala komponen yang mana dinamakan zat an-organik disediakan untuk menjadi sarana pemeliharaan keberlangsungan hidup jasmani. Dalam proses badan kasar manusia Allahul Khaaliqul Barri telah menerangkan melalui beberapa firman-Nya :

Walaqad khalaqnal insaana min sulaatin min thiinin. Tsumma ja’alnaahu nuthfatan fii qaraarin makiinin. Tsumma khalqnaan nuthfata ‘alaqatan fakhalqnal ‘alaqata mudhghatan fakhalaqnal mudhgata ‘izhaaman fakasaunal ‘izhaama lahmaan. Tsumma an-sya’naahu khalqaan aakhara fatabarakallahu ahsanul khaliqiina.

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (yang berasal dari) tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu (menjadi) nutfah (sperma, air mani yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nutfah itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan dari segumpal daging itu kami jadikan tulang–belulang, lalu tulang–belulang itu kami bungkus dengan daging, kemudian dia (keseluruhannya) itu kami jadikan makhluk yang lain; (berbentuk) maka Maha Suci Allah Pencipta Yang Paling Baik.” QS. 23: 12,13,14

Kalimat “Min Sulaalatin Min Thiin” berarti “Saripati yang berasal dari tanah”, yaitu zat–zat asli yang terdapat di bumi. Atau dengan kata lain “Zat an-organik”. Zat tersebut “Ada” setelah melewati persenyawaan dengan zat–zat lain. Misalnya, zat pembakar (oksigenium) yang di dalam bahasa Al Qur’aan disebut dengan istilah “Shal-shal” (baca : sol-sol), zat arang (karbonium) yang di dalam bahasa Al Qur’aan disebut dengan istilah “Fakh–khar” (baca:Fah-hor), zat lemas (nitrogenium) yang di dalam bahasa Al Qur’aan disebut dengan istilah “Hamaain”, zat air (hidrogenium) yang di dalam bahasa Al Qur’aan disebut dengan istilah “thiin”, zat besi (antara lain : ferrum, yodium, kalium, silikum, kalsium dan mangaan) yang di dalam bahasa Al Qur’aan disebut “Laazib” dan zat protein (bentuk zat-zat an-organik) yang di dalam bahasa Al-Qur’aan disebut dengan istilah “turab”. Adapun penjelasan secara tartil (terinci) tentang zat–zat tersebut terdapat dalam ayat Al Qur’aan sebagai berikut:

Oksigenium alias zat pembakar diistilahkan dalam bahasa wahyu “Shal– shal”. Begitu-pun karbonium atau zat arang dinyatakan sebagai “Fakhkhaar”. Untuk lebih jelasnya perhatikan firman Allah berikut:

Khalaqal insaana min shal-shaalin kalfakhkhaari.
“Dia (Allah) menciptakan manusia dari tanah kering (oksigenium) seperti tembikar (karbonium)”. QS. 55 Ar Rahman : Ayat 14.

Nitrogenium alias zat lemas yang disebut dalam bahasa Al Qur’aan dengan kalimat “Hamaa-in” terdapat dalam firman-Nya :

… Inni khaaliqun basyaran min shalshaalin min hamaain masnuunin.
“Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat yang kering; dari lumpur hitam (nitrogenium) yang diberi bentuk”. QS. 15 Al – Hijr : Ayat 28.

Hidrogenium alias zat air, di dalam firman-Nya menerangkan dengan istilah “Thiin” sebagaimana penjelasan Al Qur’aanul Karim :

wabada-a khalqal insaana min thiinin.

“… dan Ia telah memulai penciptaan manusia dari tanah (zat air / hidrogenium)”.
QS 32 As Sajdah : Ayat 7.

Zat besi (antara lain : ferrum, yodium, kalium, silikum, kalsium dan mangaan) di dalam bahasa wahyu disebut dengan istilah “Laazib”, sebagaimana firman-Nya:

…Inna khalaqnaahum min thiinil laazibin.
“… Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat (zat besi)”.
QS. 37 Ash Shaffaat : Ayat 11.

Protein atau zat–zat an-organik yang diistilahkan dalam firman-Nya dengan kalimat “Turab” pun tertera dibawah ini :


… Khalaqahu min turaabin …
“Ia (Allah) menciptakannya (Adam / manusia dari tanah (protein)” QS. 3 Ali ‘Imran : Ayat 59.

Shadaqallahul ‘Azhim. Firman-Nya di atas telah menerangkan secara jelas dan nyata mengenai proses penciptaan jasmani (badan kasar manusia). Uraian berikut diharapkan dapat memperjelas penjelasan diatas :

Turab adalah zat–zat asli yang terdapat di tanah, juga yang dinamai zat an-organik. Zat an-organik baru terjadi setelah melalui proses persenyawaan beberapa zat antara lain fakh-khar (yakni zat arang, karbonium), shal-shal (yaitu zat pembakar, oksigenium) dan hamaa-in (zat lemas, nitrogenium) serta thiin (zat air, hidrogenium).

Kemudian zat–zat tersebut bersenyawa dengan zat besi (ferrum, yodium, kalium, silikum, kalsium dan mangaan) yang disebut dalam Al-Qur’aan dengan Lazib (zat-zat an-organik).

Di dalam proses persenyawaan tersebut, lalu terbentuklah suatu zat yang dinamai “Protein”. Inilah yang disebut turab alias zat–zat an-organik. Salah satu di antara zat– zat an-organik yang terpandang penting ialah zat kalium yang banyak terdapat di dalam jaringan tubuh manusia teristimewa di dalam otot–otot. Zat kalium dipandang penting oleh karena mempunyai aktifitas dalam proses hayati yakni dalam pembentukan bahan halus. Berlangsungnya proteinisasi menjelmakan proses pergantian yang disebut “Substitusi”. Setelah sel–sel mengalami substitusi kemudian menggempurlah elektron– eketron sinar kosmis yang mewujudkan sebab pembentukan (formasi), dinamai juga sebab wujud atau “Kausa Formatis”. Adapun sinar kosmis ialah suatu sinar yang mempunyai kemampuan untuk merubah sifat–sifat zat yang berasal dari tanah. Dengan mudah sinar kosmis dapat mewujudkan pembentukan tubuh manusia (Adam) berupa badan kasar (jasmani), yang terdiri atas kepala, telinga, mata, kaki, tangan, hidung, mulut dan seterusnya. Hanya sampai disinilah ilmu pengetahuan eksak dapat menganalisa tentang proses pembentukan jasmani manusia. Sedangkan tentang ruhaninya tentu dibutuhkan ilmu pengetahuan yang serba ruhaniah dan sangat erat hubungannya dengan ilmu metafisika.

Sungguh sayang ! Penulis bukan ahlinya dalam ilmu eksak, sehingga tidak dapat menguraikan yang lebih tartil dan jelas sebagaimana pakar–pakar ilmu urai tubuh.

Setelah menyimak proses pembentukan badan kasar manusia dengan ilmu eksak yang diuraikan secara jelas oleh firman Allahul ‘Azhim lewat Al Qur’aanul Karim, maka dapatlah kita menyimpulkan bahwa jasmani manusia diciptakan Allahul Khaliq khusus untuk menjadi busana ruh selama tinggal di bumi.

Mengapa khusus harus disebut Busana Ruh yang tinggal dibumi ?
Sebab kalau kita simak dan renungkan proses pembentukan dan pemeliharaan badan kasar alias jasmani manusia, sebagaimana yang telah diuraikan di atas, jelaslah berkaitan erat dengan zat–zat an-organik yang ada pada tanah (bumi). Atau dengan kata lain jasmani manusia diciptakan dan diberlasungkan pemeliharaannya oleh Allah Pemelihara melalui (dan dengan) empat anasir yaitu api, angin, air dan tanah. Empat anasir tersebut sangat dibutuhkan oleh setiap manusia bahkan segala makhluk hidup di planet bumi yang senantiasa berputar kehidupannya.

Adapun ruh bukanlah salah satu dari ke empat anasir tersebut. Ruh justru sesuatu yang lebih tinggi martabatnya dari ke empat anasir itu. Sebab ruh itulah yang bertindak sebagai penggerak atau generator jasmani manusia. Ingatlah bahwa sebenarnya jasmani itu mati! Karena jasmani berasal dari api, angin (udara), air dan tanah. Atau dalam istilah firman-Nya “Sulaalah Min Thiin”.

Ruh meliputi jasamani; diawali dengan penyempurnaan pembentukan badan kasar dalam proses rahim sebagaimana firman-Nya:

Tsumma sawwaahu wanafakha fiihi min ruuhihi waja’ala lakumus sam’a wal abshaara wal af-idata, qaliilan maatasykuruuna.

“Kemudian Dia menyempurnakan (kejadiannya) dan meniupkan kedalam-nya ruh-Nya dan Dia menjadikan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati, (namum kebanyakan di antara) kamu sedikit sekali yang bersyukur.” QS. 32 As Sajdah : Ayat 9

Isnin, 3 Julai 2000

Muzium hidup Orang Asli (Delima Merkah)



MELANCONG ke Perak tidak sempurna jika tidak me neroka keistimewaan Hutan Royal Belum terutama meng hayati kehidupan rutin masyarakat Orang Asli di situ.

Perkampungan Orang Asli yang jarang didedahkan media ialah Sungai Tiang dan Sungai Kejar, mengambil masa kira-kira 40 dan 45 minit perjalanan dengan bot laju dari Jeti Awam Banding.

Terletak di tengah Hutan Royal Belum, kedua-dua kampung itu boleh dianggap muzium hidup suku kaum Jahai.

Masyarakat ini bergantung kepada sumber alam atau hasilan hutan seperti mencari rotan, kayu gaharu, madu lebah, akar kayu, bercucuk tanam dan menangkap ikan sejak mereka mendiami perkampungan itu 24 tahun lalu.

Kebanjiran pelancong membawa limpahan ekonomi kepada suku Jahai.

Kedamaian Tasik Banding yang dikelilingi hutan hujan seluas 113,000 hektar memahat azam suku kaum minoriti ini terus mendiami pinggir tasik buatan manusia yang terbentuk selepas pembinaan Empangan Temenggor pada 1978 ini.

Royal Belum yang diwartakan sebagai Taman Negeri Perak sejak lima tahun lalu terletak bersempadan dengan Thailand di sebelah utara dan Jalan Raya Timur- Barat (JRTB) di selatannya.

Sekali berkunjung ke Hutan Royal Belum khususnya ke Perkampungan Orang Asli Sungai Kejar dan Sungai Tiang pasti akan menggamit kenangan untuk terus kembali ke hutan ini.

Harian Metro

Ahad, 2 Julai 2000

Formasi unik batu kapur (Ceritera)

Teks dan gambar Ramli Ibrahim
rencana@hmetro.com.my

MUNGKIN ramai tidak mengetahui ada sejarah di sebalik nama Gua Musang. Mengikut cerita lama, ia mempunyai kaitan dengan gua batu kapur yang sudah lama menarik kunjungan ramai pelancong.

MUNGKIN ramai tidak mengetahui ada sejarah di sebalik nama Gua Musang. Mengikut cerita lama, ia mempunyai kaitan dengan gua batu kapur yang sudah lama menarik kunjungan ramai pelancong.

Dengan ketinggian lebih 1,200 meter (m) dari aras laut, gua batu kapur itu yang terletak di hadapan Stesen Kereta Api Gua Musang memiliki tarikan semula jadinya tersendiri.

Kunjungan ke bandar ini tidak dianggap lengkap jika tidak meneroka gua batu kapur itu.

Penjelajahan meneroka Gua Musang pasti lebih meriah jika datang bersama rakan dan ahli keluarga.

Mereka yang pernah berpengalaman mendaki pasti mengakui pengalaman getir untuk menempuh perjalanan untuk sampai ke muka gua.

Justeru, aktiviti ini lebih sesuai untuk mereka yang berusia antara 10 dan 50 tahun.

Kecerdasan menjadi rangsangan utama bagi menjayakan pendakian berikutan laluan sempit dari kaki bukit menuju ke pintu gua.

Ekspedisi meneroka gua batu kapur lebih meriah apabila tiba musim cuti sekolah. Kumpulan pelajar sekolah, penuntut institusi pengajian tinggi awam (IPTA) dan pelancong dari luar Kelantan bertumpu ke daerah ini untuk tujuan pendakian.

Pelbagai formasi batu kapur boleh dilihat dalam gua termasuk telaga emas, buah belimbing batu, lubang ular, gendang puteri, bilik persandingan dan kepala gajah.

Bentuk unik dan adakalanya agak aneh ini menjadi tumpuan lensa kamera pengunjung yang pertama kali menjejakkan kaki ke sini.

Menariknya, tiga lubang gua utama terletak di kawasan lebih rendah membolehkan pengunjung melihat pemandangan sebahagian besar bandar Gua Musang.

Dari sini, pengunjung terpaksa meredah perjalanan kira-kira 45 minit untuk sampai ke puncak.

Mengikut cerita penduduk tempatan, pendakian Gua Musang sudah lama dilakukan sejak awal 1930-an lagi.

Rentetan dari itu, lahir kisah pelik dan berbaur mistik berdasarkan pengalaman pendaki yang pernah berkunjung ke sini.

Justeru, seperti tempat lain, pengunjung dinasihatkan tidak membuang air kecil atau besar sebarangan kerana takutkan sebarang kejadian buruk berlaku apabila mereka pulang ke tempat masing-masing.

Kebelakangan ini, cerita mistik ini tidak lagi dihiraukan pengunjung yang kurang mempercayai pantang larang apabila memasuki hutan menyebabkan ada yang ditimpa musibah termasuk sesat ketika mencari jalan pulang menuruni bukit.

Sebagai langkah berjaga-jaga, mereka perlu membawa jurupandu berpengalaman bagi mengelakkan mereka tersesat. Ini memandangkan keadaan gua yang gelap boleh mengelirukan mereka.

Apabila melepasi kawasan gelap ini, pendaki boleh meneruskan perjalanan melalui denai di belakang gua untuk sampai ke puncak.

Sepanjang perjalanan ini, pengunjung berpeluang melihat pelbagai spesies flora yang jarang ditemui termasuk pokok hutan berusia ratusan tahun.

Lampu picit menjadi barangan terpenting apabila menyertai aktiviti sebegini terutama ketika berada dalam gua yang gelap. Selain itu, ia bagi mengelak pengunjung dari terserempak dengan hidupan liar seperti ular yang banyak mendiami kawasan sekitar gua ini.

Bagaimanapun, ekspedisi ini bukan suatu perkara yang sukar untuk pendaki berpengalaman.

INFO


Keluasan Gua Musang ialah 8,177 kilometer persegi dengan penduduk seramai 90,187 orang.

Gua Musang adalah bandar dalam jajahan Kelantan dan daerah paling besar di negeri Cik Siti Wan Kembang.

Gua Musang bermaksud ‘Gua kepada Musang’. Di timur bandar itu terletak Bukit Gua Musang setinggi 105 meter.

Gua Musang di utara adalah pintu masuk ke Taman Negara di Kuala Koh. Hutan hujan tropika yang belum diteroka sepenuhnya itu adalah antara yang tertua di dunia.

Gua Musang dikelilingi gua dan bukit batu kapur yang popular di kalangan pelancong terutama pendaki.

Kuil Buddha di Pulai dikatakan berusia 400 tahun.

Bagi peminat rakit, Sungai Nenggiri adalah destinasi paling popular bagi pengemar sukan air. Setiap tahun diadakan Cabaran Nenggiri.

Kesan sejarah boleh ditemui di sekitar gua termasuk Gua Cha, Chawan dan Jaya yang berhampiran dengan sungai.

Gua Musang juga menyediakan peluang bagi peminat burung (bird watching) dan aktiviti berlayar menyusuri sungai bermula dari Kuala Krai hingga bandar Dabong.

Di Kedasar Inn di bandar lama Gua Musang, anda boleh membuat lawatan ke lombong emas, taman rusa dan taman botani.

Kemudahan perkhemahan disediakan termasuk program untuk remaja.

Bagi penginapan anda boleh memilih konsep homestay di Kampung Renok Baru yang menawarkan percutian ala kampung yang menjanjikan pengalaman yang tidak mudah dilupakan.

Cuba menginap di homestay ketika musim buah-buahan, anda akan menikmati pelbagai buah-buahan termasuk rambutan, durian, langsat dan manggis.

Untuk penginapan ala homestay, anda boleh menghubungi pejabat Kesedar di talian 09-9121788 atau e-mel: kesedar@tm.net.my

BAGAIMANA KE SANA

Jika anda dari Kuala Lumpur, perkhidmatan bas dari stesen Hentian Putra Kuala Lumpur (bersebelahan Pusat Dagangan Dunia Putra) menyediakan perkhidmatan setiap hari di antara jam 9 pagi hingga 9.30 malam.

Durasi perjalanan dari Kuala Lumpur ke Gua Musang mengambil masa empat jam 30 minit dan tiket boleh dibeli dengan harga RNM26.10.

Sabtu, 1 Julai 2000

Urutan Bali Kamphora Spa (Ceritera)

Oleh Mary Victoria Dass
maryvictoria@hmetro.com.my

TIDAK perlu ke destinasi lain seperti Bali kerana di Kamphora Spa, di Jalan Padi Emas 2, Bandar Baru Uda, Johor Bahru, segala keinginan dan kepuasan dicari atau dihajati akan tercapai.

Mereka yang pernah menikmati pengalaman rawatan di Kamphora Spa tentu tidak dapat melupakan keunikannya kerana ia menggabungkan beberapa amalan tradisi lama bagi mengembalikan kecantikan dalam dan luaran dari hujung rambut sehingga ke hujung kaki terpelihara.

Sebaik melangkah masuk ke Kamphora Spa, pengunjung akan menikmati suasana tenang dengan hiasan lilin aromaterapi selain deruan air terjun mini dan perabot ukiran ala Bali yang unik.

Yang pasti, mereka yang berkunjung ke situ mampu mendapatkan rawatan kesejahteraan dan kecantikan meliputi keharmonian jasmani, rohani dan minda yang ditawarkan selain membangkitkan kesegaran dan memupuk jiwa yang tenang.

Seni urutan Bali antara tarikan utama di Kamphora Spa yang beroperasi kira-kira lima bulan lalu.

Pengarah Urusan Kamphora Spa, Fardziateefara Hamzah, berkata perkhidmatan spa lengkap menarik minat pelanggan tempatan selain pelancong Singapura.

Beliau berkata, kebanyakan pengunjung menggemari urutan Bali untuk merehatkan minda, malah ada antaranya menyifatkan urutan itu baik untuk kesihatan kerana membantu peredaran darah selain mengembalikan keremajaan.

"Kamphora turut menyediakan perkhidmatan lengkap penjagaan badan, kaki dan rambut termasuk urutan badan secara tradisional cara Melayu, urutan Bali serta mandi bunga dan susu bagi membuang toksid dalam badan.

"Kamphora memiliki tiga pakar urut atau terapi terlatih dan empat bilik rawatan badan yang selesa bagi pengunjung wanita," katanya.

Farah berkata, Kamphora Spa mendapat sambutan menggalakkan di kalangan pengunjung kerana menawarkan perkhidmatan pakej urutan badan, body scrub, sauna dan rawatan muka serendah RM150 yang memakan masa rawatan selama tiga jam.

Manakala pakej kedua pula dengan kadar bayaran RM98 selama lebih dua jam iaitu urutan badan, sauna dan body scrub.

"Kami yang beroperasi mulai jam 10 pagi sehingga 8 malam turut menyediakan mandian khas untuk kesihatan rambut bagi mengatasi masalah rambut gugur dan kelemumur.

"Rawatan refleksologi pula didahului dengan rendaman kaki di air garam gunung yang mampu mengurangkan toksid dalam badan,” katanya.

Harian Metro