BOHONG DAN TAKUT
Aku terkenang kampung halaman
sawah dan dusun tua
nostalgia mengulit kenangan
susah senang di desa damai
bersampan di sungai
berlumpur di sawah
sepat dan puyu jadi teman
pacat dan lintah jadi mainan.
Sesekali anak-anak bertanya
tentang desa dan kampung halaman
sawah dan kebun
sampan dan sungai
sepat dan puyu
aku pun berbohong
kukatakan kota ini lebih damai
aku takut untuk menyatakan
desa dan kampung halaman telah tergadai.
NAZRI SHAM
Chenor, Pahang
SELEPAS BANJIR
Buih sengsara
masih berapungan
di laut hidup.
Awan duka
masih bertebaran
di atmosfera ketentuan.
Sampah derita
masih merayap
di halaman pertimbangan.
Peta kewarasan
masih berlumpur
di kamar keliru.
Air mata pedih
masih menitis
di tikar harapan.
Hanya pohon iman
tak tersungkur
di alur takdir.
MOHD KASSIM MAHMUD
Kota Tinggi, Johor
KALAU KITA BERSAHABAT
Kalau kita bersahabat dengan kera
hilang bunga hilang selera.
Kalau kita bersahabat dengan burung
suara merdu tetapi terkurung.
Kalau kita bersahabat dengan katak
tersilap lompat kena serkap.
Kalau kia bersahabat dengan ular
kena tangkap masuk sangkar.
Kalau kita bersahaba dengan anjing
berebut tulang merampas daging.
Kalau kita bersahabat dengan lembu
banyak pisau sedang menunggu.
Kalau kita bersahabat dengan gajah
berat beban banyak masalah.
Kalau kita bersahabat dengan kuda
kena tunggang selepas digoda.
Kalau kita bersahabat dengan rusa
tanduk cantik tubuh binasa.
Kalau kita bersahabat dengan puyuh
banyak bertelur tidak riuh.
WADI LETA SA
Kota Bharu, Kelantan.
RUMAH DIRI
Kita membina rumah diri
tahun demi tahun
tiangnya adalah takwa
pintunya adalah akidah
kuncinya adalah karsa
dindingnya adalah dakwah
jendelanya adalah jauhari.
Ini rumah sakinah
kama karisma kian terkunci
di hujung dan awal tahun
si pencari dengan ruang ragunya
bukalah pintu-tingkap amarahmu
benarkan cahaya iman
keluar masuk
hari-hari yang mendatang
tanpa sangsi.
SHAPIAI MOHD RAMLY
Batu Pahat, Johor.
AKU JUGA MELAYU
Aku juga Melayu
dari nanah dari darah
dari tanah yang merah.
Aku juga Melayu
yang gah dengan sejarah
yang leka menanti rebah.
Aku juga Melayu
merelakan orang lain memasang lukah
sedang moyang terpotong lidah.
Aku juga Melayu
yang dijarah menjadi sampah
yang dikelar dibendang bertuah.
Aku juga Melayu
yang hilang langkah terpesong arah
yang terjatuh tongkatku patah.
AZMI IBRAHIM
Sungai Tong, 2006
DIA
Di atas podium itulah
dia bercakap tentang jujur dan keikhlasan
pentingnya ukhwah.
Di atas podium itulah
dia bercakap tentang sopan dan santun
pentingnya keluarga sakinah.
Tetapi ketika di hotel lima bintang
dia lacurkan kata-kata
dia menggelepar dengan rayuan manja
dia juara penipu dan pembelot
dia dari keluarga berantakan
dia lebih kurang ajar
yang beraja di hati
demi kantung dan nafsu
serakah sendiri.
A HAMID JEMAIN
Muar, Johor
SUARA TAHUN
Dia seolah berbisikan
ke telinga-telinga usia
mengingatkan jasad-jasad
tentang waktu yang uzur
nazak dalam derita masa!
RIDZUAN KAMIS
Sanggar Kayangan, Perlis.
DI LADANG PERSOALAN
Di ladang pasir ini
aku menantikan benih hujan
bersimpuh menjadi cinta
bebas daripada persoalan
dan teka-teki kehidupan.
Di ladang pasir ini
aku menonton ketajaman
panasnya yang menikam
sengsara kesilapan.
Di ladang pasir ini
air mata menjadi hujan
membasahi rindu
yang reput dan luka.
Di ladang pasir ini
aku mencari kehijauan
setelah terpisah lama
daripada birunya
potret lautan.
ABDULLAH ABDUL RAHMAN
Ipoh, Perak
NOSTALGIA
Aku rindukan telaga nenek
di bawah rimbun pepohon nenek
tempat kami meneguk kedinginan pagi
yang menyiram tubuh-tubuh kerdil
anak-anak desa tercinta
mengalir jernih kemesraan dalam gurau senda
kasih sayang yang tidak akan hilang di telan zaman.
Aku rindukan tikar nenek
yang menghampar di anjung rumah
dianyam jari jemari bersalut tabah
bersulam wajah kemesraan diusik suara melatah
dalam gelak keasyikan menguitp rangkap pesan
dan ungkap petua
buat suluh pedoma di hari muka.
Kurindui rumah pusaka tinggalan nenek
di bawah serambi kayu
di situ kami berhimpun menghafaz hikayat
dan sejarah
di situ kami mengkhatami surah mengalun qasidah
antara gurindam Hang Nadim dan syair Siti Zubaidah
kini telah lama hilang berganti gelak leka
dipengaruh wajah-wajah idola dimabuki adegan fantasia.
HUSNA NAZRI
Kemaman
DI ATAS SEJADAH
Mendengari kata menjadi doa
dosa menjadi sesal
dibawa semilir maghrib
meranum dan mengharum
ke dada langit
ke ruang ghaib.
Terlalu kerdil diri
untuk menjadi tamu-Mu
pada senja begini
membiarkan jiwa disapa damai
dan pencarian dilingkar permai.
Izinkanlah
di atas sejadah kehidupan
menjejak perjalanan
meniti kerahmatan
dalam pengabdian.
AZHAR SALLEH
PPJ Johor Bahru
Berita Minggu
Aku terkenang kampung halaman
sawah dan dusun tua
nostalgia mengulit kenangan
susah senang di desa damai
bersampan di sungai
berlumpur di sawah
sepat dan puyu jadi teman
pacat dan lintah jadi mainan.
Sesekali anak-anak bertanya
tentang desa dan kampung halaman
sawah dan kebun
sampan dan sungai
sepat dan puyu
aku pun berbohong
kukatakan kota ini lebih damai
aku takut untuk menyatakan
desa dan kampung halaman telah tergadai.
NAZRI SHAM
Chenor, Pahang
SELEPAS BANJIR
Buih sengsara
masih berapungan
di laut hidup.
Awan duka
masih bertebaran
di atmosfera ketentuan.
Sampah derita
masih merayap
di halaman pertimbangan.
Peta kewarasan
masih berlumpur
di kamar keliru.
Air mata pedih
masih menitis
di tikar harapan.
Hanya pohon iman
tak tersungkur
di alur takdir.
MOHD KASSIM MAHMUD
Kota Tinggi, Johor
KALAU KITA BERSAHABAT
Kalau kita bersahabat dengan kera
hilang bunga hilang selera.
Kalau kita bersahabat dengan burung
suara merdu tetapi terkurung.
Kalau kita bersahabat dengan katak
tersilap lompat kena serkap.
Kalau kia bersahabat dengan ular
kena tangkap masuk sangkar.
Kalau kita bersahaba dengan anjing
berebut tulang merampas daging.
Kalau kita bersahabat dengan lembu
banyak pisau sedang menunggu.
Kalau kita bersahabat dengan gajah
berat beban banyak masalah.
Kalau kita bersahabat dengan kuda
kena tunggang selepas digoda.
Kalau kita bersahabat dengan rusa
tanduk cantik tubuh binasa.
Kalau kita bersahabat dengan puyuh
banyak bertelur tidak riuh.
WADI LETA SA
Kota Bharu, Kelantan.
RUMAH DIRI
Kita membina rumah diri
tahun demi tahun
tiangnya adalah takwa
pintunya adalah akidah
kuncinya adalah karsa
dindingnya adalah dakwah
jendelanya adalah jauhari.
Ini rumah sakinah
kama karisma kian terkunci
di hujung dan awal tahun
si pencari dengan ruang ragunya
bukalah pintu-tingkap amarahmu
benarkan cahaya iman
keluar masuk
hari-hari yang mendatang
tanpa sangsi.
SHAPIAI MOHD RAMLY
Batu Pahat, Johor.
AKU JUGA MELAYU
Aku juga Melayu
dari nanah dari darah
dari tanah yang merah.
Aku juga Melayu
yang gah dengan sejarah
yang leka menanti rebah.
Aku juga Melayu
merelakan orang lain memasang lukah
sedang moyang terpotong lidah.
Aku juga Melayu
yang dijarah menjadi sampah
yang dikelar dibendang bertuah.
Aku juga Melayu
yang hilang langkah terpesong arah
yang terjatuh tongkatku patah.
AZMI IBRAHIM
Sungai Tong, 2006
DIA
Di atas podium itulah
dia bercakap tentang jujur dan keikhlasan
pentingnya ukhwah.
Di atas podium itulah
dia bercakap tentang sopan dan santun
pentingnya keluarga sakinah.
Tetapi ketika di hotel lima bintang
dia lacurkan kata-kata
dia menggelepar dengan rayuan manja
dia juara penipu dan pembelot
dia dari keluarga berantakan
dia lebih kurang ajar
yang beraja di hati
demi kantung dan nafsu
serakah sendiri.
A HAMID JEMAIN
Muar, Johor
SUARA TAHUN
Dia seolah berbisikan
ke telinga-telinga usia
mengingatkan jasad-jasad
tentang waktu yang uzur
nazak dalam derita masa!
RIDZUAN KAMIS
Sanggar Kayangan, Perlis.
DI LADANG PERSOALAN
Di ladang pasir ini
aku menantikan benih hujan
bersimpuh menjadi cinta
bebas daripada persoalan
dan teka-teki kehidupan.
Di ladang pasir ini
aku menonton ketajaman
panasnya yang menikam
sengsara kesilapan.
Di ladang pasir ini
air mata menjadi hujan
membasahi rindu
yang reput dan luka.
Di ladang pasir ini
aku mencari kehijauan
setelah terpisah lama
daripada birunya
potret lautan.
ABDULLAH ABDUL RAHMAN
Ipoh, Perak
NOSTALGIA
Aku rindukan telaga nenek
di bawah rimbun pepohon nenek
tempat kami meneguk kedinginan pagi
yang menyiram tubuh-tubuh kerdil
anak-anak desa tercinta
mengalir jernih kemesraan dalam gurau senda
kasih sayang yang tidak akan hilang di telan zaman.
Aku rindukan tikar nenek
yang menghampar di anjung rumah
dianyam jari jemari bersalut tabah
bersulam wajah kemesraan diusik suara melatah
dalam gelak keasyikan menguitp rangkap pesan
dan ungkap petua
buat suluh pedoma di hari muka.
Kurindui rumah pusaka tinggalan nenek
di bawah serambi kayu
di situ kami berhimpun menghafaz hikayat
dan sejarah
di situ kami mengkhatami surah mengalun qasidah
antara gurindam Hang Nadim dan syair Siti Zubaidah
kini telah lama hilang berganti gelak leka
dipengaruh wajah-wajah idola dimabuki adegan fantasia.
HUSNA NAZRI
Kemaman
DI ATAS SEJADAH
Mendengari kata menjadi doa
dosa menjadi sesal
dibawa semilir maghrib
meranum dan mengharum
ke dada langit
ke ruang ghaib.
Terlalu kerdil diri
untuk menjadi tamu-Mu
pada senja begini
membiarkan jiwa disapa damai
dan pencarian dilingkar permai.
Izinkanlah
di atas sejadah kehidupan
menjejak perjalanan
meniti kerahmatan
dalam pengabdian.
AZHAR SALLEH
PPJ Johor Bahru
Berita Minggu